BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum melakukan promosi kesehatan pada masyarakat ada yang harus dan sangat penting untuk dilakukan dalam mendukung berjalannya promosi kesehatan sehingga masyarakat dapat memahami dengan benar tentang apa yang ingin disampaikan oleh perugas yang melakukan promosi kesehatan dalam hal ini tentang Perawatan Payudara pada Kehamilan.
Hal itu adalah dengan melakukan Pendekatan Promosi Kesehatan. Tubuh manusia bisa diibaratkan seperti mesin, dimana mesin memiliki bagian-bagian kecil yang membentuk suatu sistem dan memiliki fungsi masing-masing. Untuk dapat megoperasikannya dengan baik atau mengajarkan orang lain untuk mengoperasikannya, sebaiknya kita tahu bagian-abgian mesin tersebut sehingga pada saat kita menemui hambatan kita tahu pada bagian mana dari mesin tersebut yang rusak atau yang tidak menjalankan fungsinya. Seperti halnya payudara, agar dapat menyusui dengan baik sebaiknya kita tahu bagian-bagian dari payudara dan fungsinya masing-masing.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini ialah:
1. Untuk dapat mengerti tentang cara-cara Pendekatan Promosi Kesehatan Untuk Perawatan Payudara pada Kehamilan.
2. Untuk dapat mengerti apa-apa saja yang dilakukan bila kita melakukan Pendekatan Promosi Kesehatan Perawatan Payudara pada Kehamilan.
3. Untuk dapat mengerti siapa-siapa sja sasaran dalam Promosi Kesehatan Untuk Perawatan Payudara pada Kehamilan.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah:
1. Menjelaskan tentang cara-cara Pendekatan Promosi Kesehatan Untuk Perawatan Payudara pada Kehamilan.
2. Menjelaskan apa-apa saja yang dilakukan bila kita melakukan Pendekatan Promosi Kesehatan Untuk Perawatan Payudara pada Kehamilan.
3. Menjelaskan siapa-siapa sja sasaran dalam Promosi Kesehatan Untuk Perawatan Payudara pada Kehamilan.
D. Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam melakukan pendekatan promosi kesehatan untuk Perawatan Payudara pada Kehamilan baik untuk saya maupun orang lain yang membacanya. Dengan adanya makalah ini juga diharapkan bisa menjadi bahan baca yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan di Bidang Promosi Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Laktasi terjadi dibawah pengaruh berbagai kelanjar endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan emosi ibu. Lakatasi mempunyai dua pengertian yaitu ;
• Pembentukan produksi air susu
• Pengeluaran air susu
Buah dada merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang akan menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dilakukan perawatan. Bra yang digunakan harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah bukan menekan dari depan.
Pada usia kehamilan 2 bulan terakhir dilakukan pemijatan, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting susu (nipple) dan areola (bagian lingkaran hitam yang mengelilingi puting) payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan baby oil/biocream/air sabun/sejenisnya. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik puting ke arah luar (dilakukan minimal satu bulan sebelum melahirkan dan jika tidak ada indikasi).
B. Tujuan Breast Care Dan Prinsip Breast Care
Tujuan dari Breast Care yaitu:
• Memelihara kebersihan payudara
• Melenturkan dan menguatkan puting susu
• Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
• Mempersiapkan produksi ASI
Prinsip Dari Breast Care yaitu:
• Dikerjakan dengan sistematis dan teratur
• Menjaga kebersihan sehari-hari
• Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil
• Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
• Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan
C. Sasaran Pendekatan Promosi Kesehatan
Situasi :
Pada suatu Desa, terdapat 20 orang ibu Hamil yang memeriksakan kandungannya pada salah satu Puskesmas terdekat. Rata-rata sewaktu ditanya ibu tersebut menginginkan anaknya mendapat ASI Ekslusif jika telah lahir. Sewaktu dilakukan pemeriksaan fisik pada semua ibu hamil tersebut ternyata rata-rata ibu tersebut mempunyai masalah pada payudaranya yaitu puting susu datar. Untuk itu harus dilakukan Promosi kesehatan untuk mengajarkan ibu-ibu agar merawat payudaranya dengan baik agar dapat menyusukan bayinya dengan baik.
Dalam situasi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa yang menjadi sasaran pendekatan promosi kesehatan ialah ibu-ibu Hamil yang berjumlah 20 orang beserta keluarga ibu agar ada yang dapat membantu ibu hamil tersebut dalam melakukan perawatan payudara.
Sebelum melakukan promosi kesehatan pertama-tama kita harus tahu beberapa keadaan yang berkatan dengan teknik dan saat perawatan payudara yaitu sebagai berikut:
Beberapa keadaan yang berkaitan dengan teknik dan saat perawatan payudara
• Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatnnya dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan keatas
• Ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dengan riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan diatas 8 bulan
• Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam, perawatannya harus dialkukan lebih dini, yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan setelah 6 bulan.
D. Pendekatan Promosi Kesehatan
Setelah mengetahui animo ibu-ibu hamil beserta keluarga tentang perawatan payudara pada kehamilan, maka disini kita dapat menyusun rencana tentang apa yang musti dilakukan dalam pendekatan promosi kesehatan pada ibu hamil dan keluarganya ini. Pendekatan-pendekatang yang akan dilakukan pada situasi ini ialah:
a. Pendekatan Medikal
b. Pendekatan Edukatif
c. Pendekatan Pada Klien
Tahap-tahap Pendekatan Promosi Kesehatan yang Akan Dilakukan
Dengan tersusunnya daftar pendekatan promosi kesehatan maka yang pertama ialah:
1. Pendekatan Medikal
Pendekatan medical yaitu pendekatan dengan pencegahan terhadap penyakit. Dengan pendekatan medikal ini para peserta tersebut dikumpulkan dalam suatu forum atau penyuluhan tentang Perawatan Payudara dimana disana masyarakat diberi pemahaman tentang bagaimana cara melakukan Perawatan Payudara Masa Kehamilan serta apa-apa saja manfaat dari dilakukannya perawatan ini sehingga mencegah terjadinya masalah-masalah atau penyakit dalam masa laktasi.
Adapun tujuan dari dilakukannya pendekatan Medikal ini yaitu agar ibu dan keluarga jadi tahu bahwa pentingnya melakukan persiapan laktasi dengan melakukan perawtan payudara masa kehamilan, terutama bagi ibu hamil yang mempunyai masalah pada puting sehingga pada waktu masa laktasi tiba ibu tidak kerepotan lagi.
Hal-hal yang disampaikan pada ibu hamil dan keluarganya yaitu teknik perawatan payudara serta cara perawatan puting susu datar atau masuk ke dalam yaitu sebagai berikut:
Teknik perawatan payudara
Pengurutan pertama
• Licinkan telapak tangan dengan sedikit minyak/baby oil
• Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara ke arah atas, samping, bawah, dan melintang sehingga tangan menyangga payudara
• Lakukan 30 kali selama 5 menit
Pengurutan kedua
• Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil
• Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan
• Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara kiri dari pangkal payudara kearah puting, demikian pula payudara kanan
• Lakukan 30 kali selama 5 menit
Pengurutan ketiga
• Licinkan telapak tangan dengan minyak
• Telapak tangan kiri menopang payudara kiri
• Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang kepalan tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting susu
• Lakukan 30 kali selama 5 menit
• Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin
• Siram/kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu kemudian air dingin
• Kompres bergantian selama 5 menit
Membersihkan puting susu dengan minyak/baby oil agar kotoran-kotoran keluar tidak bertumpuk dan tidak terhisap oleh bayi yang ingin menetek, minyak ini juga dapat melemaskan puting susu sehingga kulitnya tidak mudah lecet.
Cara perawatan puting susu datar atau masuk ke dalam
• Puting susu diberi minyak
• Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah puting
• Pegangkan daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah atas dan kebawah ± 20 kali (gerakannya kerah luar)
• Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan kanan puting susu
• Pegang daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah kiri dan kekanan ± 20 kali (gerakannya ke arah luar)
2. Pendekatan Edukatif
Pendekatan edukatif adalah serangkaian kegiatan untuk membantu masyarakat: mengenali dan menemukan masalah mereka sendiri, dan kemudian atas dasar rumusan masalah kesehatan yang telah mereka sepakati dikembangkanlah rencana penanggulangannya.
Dengan memberikan kesempatan pada klien untuk mengenali dan menemukan masalahnya sendiri maka pasien dapat memilih jalan yang terbaik bagi dirinya sehingga pasien melakukan perawatan payudara secara rutin dan menyeluruh tanpa paksaan.
Pendekatan ini dilakukan apabila dapi pihak ibu hamil ini merasa kurang menyetujui dilakukannya perawatan payudara masa kehamilan ini, sehingga ada baiknya kita mengetahui masalah apa yang membuat sehingga ibu tidak menyetujui melakukan perawatan payudara tersebut, dari sanalah kita dapat menjelaskan apa-apa saja yang dapat membantu sehingga ibu mengerti dan paham tentang perawatan payudara ini dan ibu mau melakukannya.
Tujuan dari pendektan edukatif ini ialah untuk mengembangkan kemampuan ibu hamil dan keluarganya sehingga mereka yang bersangkutan dapat memcahkan masalah yang dihadapi atas dasar kemampuan mereka sendiri.
3. Pendekatan Pada Klien
Setelah kita melakukan pendekatan medis yang menjelaskan tentang teknik dan cara melakukan perawatan payudara dan menjelaskan manfaat apa saja yang diambil dari dilakukannya perawatan payudara yang bermanfaat bagi kesehatan kemudian pendekatan edukasi dimana kita memberikan kesempatan pada klien untuk mengenali dan menemukan masalahnya sendiri. Dan yang terakhir kita melakukan pendekatan pada klien dimana Proses tersebut menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan (people or community centered development).
Menempatkan masyarakat sebagai pihak utama berarti kita menyerahkan hal ini sepenuhnya pada masyarakat sebagai pengambil keputusan. Setelah kita melakukan beberapa pendekatan sebelumnya maka disini masyarakat dapat memikirkan apakan hal ini baik untuk dirinya. Pendekatan pada klien dapat dilakukan dengan memberikan konseling bagi ibu yang masih merasa ada masalah yang belum terpecahkan menyangkut masalah perawatan payudara ini.
Adapun tujuan dilakukannya pendekatan pada klien ini ialah bekerja dengan klien agar dapat membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum melakukan promosi kesehatan pada masyarakat ada yang harus dan sangat penting untuk dilakukan dalam mendukung berjalannya promosi kesehatan sehingga masyarakat dapat memahami dengan benar tentang apa yang ingin disampaikan oleh perugas yang melakukan promosi kesehatan dalam hal ini tentang Perawatan Payudara pada Kehamilan.
Tahap-tahap pendekatan yang dilakukan yaitu:
1. Pendekatan Medikal
Pendekatan medical yaitu pendekatan dengan pencegahan terhadap penyakit.
2. Pendekatan Eduktif
Mengenali dan menemukan masalah mereka sendiri, dan kemudian atas dasar rumusan masalah kesehatan yang telah mereka sepakati dikembangkanlah rencana penanggulangannya.
3. Pendekatan Pada Klien
Menempatkan masyarakat sebagai pihak utama berarti kita menyerahkan hal ini sepenuhnya pada masyarakat sebagai pengambil keputusan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami Pendekatan Promosi Kesehatan Untuk Perawatan Payudara Pada Masa Kehamilan. Dan apabila terdapat keselahan dan kekurangan pada makalah ini mohon dimaafkan karena tidak ada gading yang tak retak dan tak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan itu hanya milik sang pencipta dan kekurangan hanya milik kita semua makhluknya.
blog ini saya buat untuk membantu memenuhi tuntutan TUGAS atau sebagai BACAAN yang pastinya menarik dan membantu ^_^
Sabtu, 19 Februari 2011
Minggu, 13 Februari 2011
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
Pada dasarnya masalah gizi timbul karena perilaku gizi seseorang yang salah yaitu terjadinya ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dan kecukupan gizi.
Konsumsi kurang akan menyebabkan gizi kurang dan konsumsi lebih akan menyebabkan gizi lebih, dimana keadaan ini akan menyebabkan timbulnya suatu penyakit.
Selain hal itu juga, karena adanya pergeseran gaya hidup akibat pengaruh urbanisasi, globalisasi dan industrialisasi mengakibatkan sebagian masyarakat indonesia cenderung menyukai makanan siap santap yang kandungan gizinya tidak seimbang yaitu mengandung lemak dan garam tinggi, tetapi kandungan seratnya rendah.
Penanggulangan masalah gizi, yaitu :
• Menerapkan pedoman umum gizi seimbang (13 pesan dasra gizi seimbang)
• Gerakan nasional Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI)
Susunan menu seimbang
Hidangan menu seimbang harus mengandung :
• Zat tenaga
• Zat pembangun
• Zat pengatur
Yang harus dikonsumsi seseorang dalam sehari sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Apabila konsumsi makanan sehari-hari tidak seimbang akan menyebabkan masalah gizi dan akan menyebabkan penyakit. Tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, sehingga untuk mencapai masukan zat gizi seimbang harus mengkonsumsi aneka ragam bahan makanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan hidangan
1) Masyarakat awam, ditentukan oleh :
• Kebiasaan turun temurun
• Menurut kebutuhan kepuasan psikis
2) Masyarakat berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi :
• Mempertimbangkan kebutuhan fisiologis
• Gabungan keduanya
Syarat susunan hidangan
• Makanan harus dapat menyediakan zat-zat gizi
• Dalam jangkauan keuangan keluarga
• Dapat dinikmati oleh seluruh keluarga
• Suasana makan menyenangkan
• Memenuhi syarat sosial budaya
Kriteria keluarga sadar gizi
• Senantiasa dan mampu menilai status gizi (memiliki KMS)
• Mengkonsumsi 4 golongan pangan atau gizi seimbang
• Menggunakan garam beriodium
• Menyusui ASI eksklusif
• Sarapan pagi
Prinsip seimbang
• Seimbang dalam kelompok bahan makanan
• Sesuai kebutuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang
• Ketersediaan bahan makanan
• Pengetahuan gizi keluarga
• Kondisi anggota keluarga
• Keuangan
13 pesan dasar gizi seimbang
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah (1/2) dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat (1/4) dari kecukupan energi
5. Gunakan garam beriodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan
8. Biasakan sarapan pagi
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
11. Hindari minum-minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bgai kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Makanlah aneka ragam makanan
Tidak ada satu jenis pun makanan yang mengandung lengkap semua cat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan poduktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali bayi umur 0-6 bulan yang cukup sehat hanya dengan memperoleh ASI saja
Makan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang.
Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan makan cukup hidangan mengandung sumber zat tenaga. Konsumsi yang memenuhi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dan kegemukan yang akan menyebabkan gangguan kesehatan. Sebaliknya apabila konsumsi kurang dan berlangsung lama akan menyebabkan menurunnya BB, keadaan gizi kurang dan terhambatnya proses tumbuh kembang anak dampaknya pada saat berusia dewasa, TB tidak mencapai ukuran normal dan akan mudah terkena penyakit.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
Terdapat dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks (padi-padian, umbi-umbian dan bahan makanan lain yang banyak mengandung karbohidrat seperti sagu dan pisang) dan karbohidrat sederhana (yang tidak mengandung zat gizi lain, seperti gula). Sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks. Apabila energi yang diperoleh melebihi 60% berasal dari karbohidrat kompleks, maka biasanya kebutuhan kalori, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi. Lemak dan minyak yang terdapat didalam makanan selain berguna untuk emningkatkan jumlah energi, juga dapat membantu penyerapan vitamin A,D,E dan K
Lemak dan minyak membuat mudah merasa kenyang, konsumsi yang berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain, akibatnya kebutuhan zat gizi lain akan terpenuhi. Dianjurkan konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25% dar kebutuhan energi.
Gunakan garam beriodium
Garam beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan anak, penyakit gondok, dan kretin. Garam mengandung natrium, konsumsi yang berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit darah tinggi. Hindari konsumsi garam berlebihan, dianjurkan mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok teh setiap harinya
Makanlah makanan sumber zat besi
Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan pentakit “Anemia gizi”. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur, terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah dan tenaga kerja wanita.
Bahan makanan sumber zat besi antara lain adalah semua sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.
Khusus bagi ibu hamil yang menderita anemia gizi diharuskan untuk mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai dengan anjuran
Berikan ASI saja kepada bayi smapai umur 6 bulan
Asi mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjadi sehat sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan ASI saja tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu bayi perlu mendapat makanan pendamping (MP-ASI) secara bertahap dan sesuai pertambahan umur. Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan.
Biasakan sarapan pagi
Makan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik dan daya tahan saat bekerja juga meningkatkan produktivitas kerjanya. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat memudahkan konsentrasi belajar. Jenis hidangan makan pagi dapat dipilih dan disesuaikan dengan keadaan.
Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan bebas kuman, oleh karena itu terlebih dahulu harus dididihkan. Cairan yang dikonsumsi sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya. Dengan mengkonsumsi cukup cairan, dapat terhindar dari dehidrasi, serta dapat menurunkan resiko menderita penyakit batu ginjal.
Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
Kegiatan fisik dan olah raga secara teratur yang cukup takarannya, dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal. Kegaitan fisik dan olah raga yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi, dapat mengakibatkan BB lebih atau kurang. Untuk mempertahankan BB normal upayakan agar kegiatan fisik dan olah raga selalu seimbang dengan asupan energi.
Hindari minum-minuman beralkohol
Minum-minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk dan tidak mampu mengendalikan diri. selin itu, minum-minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan penyakit seperti penyakit hati dan lain-lain.
Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bekteri, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat baik secara agama maupun adat.
Bacalah label pada makanan yang dikemas
Peraturan perundang-undangan menetapkan, bahwa setiap produk makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan pada label mengenai bahan-bahan yang digunakan, komposisi zat gizinya, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lainnya sebagai informasi.
Tips pintar mengkonsumsi makanan
• Konsumsi makanan utama 3x sehari, jangan menghindari sarapan pagi
• Perbanyak makan buah dan sayur
• Kurangi makan daging, ganti dengan ikan atau daging unggas
• Konsumsi beberapa kali makanan ringan diantara waktu makan, pilih makanan ringan rendah lemak, misalnya buah atau sayuran.
• Jangan makan secara tergesa-gesa, sehingga makanan yang masuk menjadi lebih sedikit dan makanan dapat lebih dinikmati
• Minum air putih minimal 6-8 gelas perhari. Segelas air putih sebelum makan dapat membuat merasa kenyang.
• Awali makan dengan mengkonsumsi sup bening yang panas atau salad rendah lemak
• Kurangi penggunaan margarin, krim dan saus
• Jaga porsi makanan, jangan cepat-cepat menambah porsi karena otak membutuhkan waktu untuk mengirimkan sinyal kenyang
• Bersihkan meja setelah selesai makan untuk menghindari keinginan mengambil makanan lagi.
Tips pintar beraktivitas
• Lakukan olah raga secara teratur
• Mulailah dengan yang sederhana dan lakukan perlahan-lahan, kemudian tingkatkan intensitasnya secara bertahap. Misalnya mulai dengan jalan cepat 10-15 menit perhari lalu tingkatkan menjadi 30-40 menit per hari selama 3-5 hari perminggu.
• Untuk tetap termotivasi lakukan olah raga bersama teman atau keluarga
• Jangan duduk terus menerus, bergerak atau berjalan beberapa menit setiap ½ jam
• Perbanyak bergerak dalam beraktivitas sehari-hari seperti dengan menggunakan tangga, parkir kendaraan atau turun dari bis sedikit lebih jauh dari tempat kerja, kurangi penggunaan remote kontrol saat menonton televisi dan lain-lain.
Sabtu, 12 Februari 2011
informed choice dan informed consent dan contoh kasus INC
1. Informed choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan (choice) harus dibedakan dari persetujuan (concent). Persetujuan penting dari sudut pandang bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari sudut pandang wanita (pasien)sebagai konsumen penerima jasa asuhan kebidanan.
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.
Rekomendasi
1) Bidan harus terusmeningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinis dan secara teoritis agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan dapat memuaskan kliennya
2) Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh wanita dengan menggunakan media laternatif dan penerjemah, kalau perlu dalam bentuk tatap muka secara langsung
3) Bidan dan petugas kesehatan lainnya perlu belajar untuk membantu wanita melatih diri dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang mereka ambil sendiri
4) Dengan berfokus pada asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan fakta, diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin
5) Tidak perlu takut akan konflik tapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan suatu tekanan positif.
Bentuk pilihan (choice) yang ada dalam asuhan kebidanan
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien antara lain :
1) Gaya, bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan laboratorium/screaning antenatal
2) Tempat bersalin (rumah, polindes, RB, RSB, atau RS) dan kelas perawatan di RS
3) Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan
4) Pendampingan waktu bersalin
5) Clisma dan cukur daerah pubis
6) Metode monitor denyut jantung janin
7) Percepatan persalinan
8) Diet selama proses persalinan
9) Mobilisasi selama proses persalinan
10) Pemakaian obat pengurang rasa sakit
11) Pemecahan ketuban secara rutin
12) Posisi ketika bersalin
13) Episiotomi
14) Penolong persalinan
15) Keterlibatan suami waktu bersalin, misalnya pemotongan tali pusat
16) Cara memberikan minuman bayi
17) Metode pengontrolan kesuburan
2. Informed concent bukan hal yang baru dalam bidang pelayanan kesehatan. Informed concent telah diakui sebagai langkah yang paling penting untuk mencegah terjadinya konflik dalam masalah etik.
Informed concent berasal dari dua kata, yaitu informed (telah mendapat penjelasan/keterangan/informasi) dan concent (memberikan persetujuan/mengizinkan. Informed concent adalah suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapatkan informasi.
Menurut Veronika Komalawati pengertian informed concent adalah suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi
Dalam PERMENES no 585 tahun 1989 (pasal 1)
Informed concent diatfsirkan sebagai persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien tersebut.
Langkah-langkah pencegahan masalah etik
Dalam pencegahan konflik etik dikenal ada 4, yang urutannya adalah sebagai berikut :
1) Informed concent
2) Negosiasi
3) Persuasi
4) Komite etik
Informed concent merupakan butir yang paling penting, kalau informed concent gagal, maka butir selanjutnya perlu dipergunakan secara berurutan sesuasi dengan kebutuhan.
Informed concent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien/walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan yang dipahaminya mengenai tindakan itu.
Dalam proses informed concent :
1) Dimensi yang menyangkut hukum
dalam hal ini informed concent merupakan perlindungan bagi pasien terhadap bidan yang berprilaku memaksakan kehendak, dimana proses informed concent sudah memuat :
1. Keterbukaan informasi dari bidan kepada pasien
2. Informasi tersebut harus dimengerti pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan kesempatan yang baik
2) Dimensi yang meyangkut etik
Dari proses informed concent terkandung nilai etik sebagai berikut :
1. Menghargai kemandirian/otonomi pasien
2. Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila dibutuhkan/diminta sesuai dengan informasi yang telah dibutuhkan
3. Bidan menggali keinginan pasien baik yang dirasakan secara subjektif maupun sebagai hasil pemikiran yang rasional
B. STUDY KASUS INC
PASIEN BIDAN
INFORMASI
CHOICE (PILIHAN)
KEPUTUSAN
CONSENT (PERSETUJUAN) MENOLAK ( REFUSAL)
MENANDATANGANI FORM MENANDATANGANI FORM
PERSETUJUAN PENOLAKAN
Urutan pelaksanaan informed consent
Dari bagan aliran diatas menunjukkan alur yang senantiasa berurutan, pada tahap pertama bidan dengan pasien dihubungkan dengan suatu dialog, forum informasi (informed), kemudian terjadi pilihan (choice) dan pengambilan keputusan.
Terdapat 2 keluaran pengambilan keputusan;
1. Menyetujui sehingga menandatangani form persetujuan
2. Menolak dengan menandatangani form penolakan.
Sehingga baik persetujuan maupun penolakan sebaiknya dituangkan dalam bentuk tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekuatan hukum karena mempunyai bukti tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekuatan hukum karena mempunyai bukti tertulis yang menunjukkan bahwa prosedur pemberian informasi telah dilalui dan keputusan ada di tangan klien untuk menyetujui atau menolak. Hal ini sesuai dengan hak pasien untuk menentukan diri sendiri, yaitu pasien berhak menerima atau menolak tindakan atas dirinya setelah diberi penjelasan sejelas-jelasnya.
Dari uraian diatas ternyata pelaksanaan informed consent cukup sulit terbukti masih ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh pihak bidan atau rumah sakit atau rumah bersalin, yaitu:
1. Pengertian kemampuan secara hukum dari orang yang akan menjalani tindakan, serta siapa yang berhak menandatangani surat persetujuan dimana harus ditentukan peraturan mengenai batas usia, kesadaran, kondisi mentalnya dsb. Sampai sejauh mana orang yang sedang merasa kesakitan, seperti misalnya ibu inpartu mampu menetapkan pilihan atau berkonsentrasi terhadap penjelasan yang diberikan. Apakah orang dalam keadaan sakit mampu secara hukum menyatakan persetujuan.
2. Masalah wali yang sah. Timbul apabila pasien atau ibu tidak mampu secara hukum untuk menyatakan persetujuannya.
3. Masalah informasi yang diberikan yaitu seberap jauh informasi dianggap telah dijelaskan dengan cukup jelas, tetapi juga tidak terlalu terinci sehingga dianggap menakut-nakuti.
4. Dalam memberikan persetujuan, apakah diperlukan sanksi, apabila diperlukan apakah sanksi tersebut perlu menandatangani formulir yang ada. Bagaimana menentukan sanksi.
5. Dalam keadaan darurat, misalnya kasus perdarahan pada ibu hamil, dan keluarganya belum dapat dihubungi, dalam keadaan seperti ini siapakah yang berhak memberikan persetujuan, sementara pasien perlu segera ditolong. Bagaimana perlindungan hukum kepada si bidan yang melakukan tindakan atas dasar keadaan darurat dan dalam upaya penyelamatan jiwa ibu dan janinnya.
Akhirnya bahwa manfaat informed consent adalah untuk mengurangi keadaan malpraktek dan agar bidan lebih berhati-hati dan alur pemberian informasi benar-benar dilakukan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
CONTOH INFORMED CONSENT DALAM TINDAKAN PERSALINAN
Bidan Praktek Swasta................
Alamat.......................................
Telp...........................................
Kode Pos...................................
PERSETUJUAN TINDAKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
nomor:........
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Tempat/Tinggal Lahir :
Alamat :
Kartu Identitas :
Pekerjaan :
Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan ini, bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan prosedur pertolongan persalinan pada diri saya berikan setelah mendapat penjelasan dari bidan yang berwenang di fasilitas kesehatan tersebut diatas, sebagaimana berikut ini:
1. Diagnosis kebidanan...................................................................................................
2. Untuk melakukan pertolongan persalinan, perlu dilakukan tindakan......................................................................................................................
3. Setiap tindakan kebidanan yang dipilih bertujuan untuk kesejahteraan dan keselamatan ibu dan janin. Namun demikian, sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, setiap tindakan mempunyai resiko, baik yang telah diduga maupun yang tidak diduga sebelumnya.
4. Penolong telah pula menjelaskan bahwa ia akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tindakan pertolongan persalinan dan menghindarkan kemungkinan risiko, agar diperoleh hasil asuhan kebidanan yang optimal.
5. Semua penjelasan tersebut diatas, sudah saya maklumi dan dijelaskan dengan kalimat yang jelas dan saya mengerti sehingga saya memaklumi arti tindakan atau asuhan kebidanan yang saya alami. Dengan demikian terjadi kesalah pahaman diantara pasien dan bidan tentang upaya serta tujuan, untuk mencegah timbulnya masalah hukum dikemudian hari.
Apabila dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi persetujuan maka saya menyerahkan mandat kepada suami atau wali saya yaitu:
Nama :..............................................
Tempat/Tanggal Lahir :..............................................
Alamat :..............................................
Kartu Identitas :..............................................
Pekerjaan :..............................................
Demikian agar saya maklum, surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
...............................,.................
Bidan Yang Memberi Persetujuan/ Pasien
(............................) (...............................)
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.
Rekomendasi
1) Bidan harus terusmeningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinis dan secara teoritis agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan dapat memuaskan kliennya
2) Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh wanita dengan menggunakan media laternatif dan penerjemah, kalau perlu dalam bentuk tatap muka secara langsung
3) Bidan dan petugas kesehatan lainnya perlu belajar untuk membantu wanita melatih diri dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang mereka ambil sendiri
4) Dengan berfokus pada asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan fakta, diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin
5) Tidak perlu takut akan konflik tapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan suatu tekanan positif.
Bentuk pilihan (choice) yang ada dalam asuhan kebidanan
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien antara lain :
1) Gaya, bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan laboratorium/screaning antenatal
2) Tempat bersalin (rumah, polindes, RB, RSB, atau RS) dan kelas perawatan di RS
3) Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan
4) Pendampingan waktu bersalin
5) Clisma dan cukur daerah pubis
6) Metode monitor denyut jantung janin
7) Percepatan persalinan
8) Diet selama proses persalinan
9) Mobilisasi selama proses persalinan
10) Pemakaian obat pengurang rasa sakit
11) Pemecahan ketuban secara rutin
12) Posisi ketika bersalin
13) Episiotomi
14) Penolong persalinan
15) Keterlibatan suami waktu bersalin, misalnya pemotongan tali pusat
16) Cara memberikan minuman bayi
17) Metode pengontrolan kesuburan
2. Informed concent bukan hal yang baru dalam bidang pelayanan kesehatan. Informed concent telah diakui sebagai langkah yang paling penting untuk mencegah terjadinya konflik dalam masalah etik.
Informed concent berasal dari dua kata, yaitu informed (telah mendapat penjelasan/keterangan/informasi) dan concent (memberikan persetujuan/mengizinkan. Informed concent adalah suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapatkan informasi.
Menurut Veronika Komalawati pengertian informed concent adalah suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi
Dalam PERMENES no 585 tahun 1989 (pasal 1)
Informed concent diatfsirkan sebagai persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien tersebut.
Langkah-langkah pencegahan masalah etik
Dalam pencegahan konflik etik dikenal ada 4, yang urutannya adalah sebagai berikut :
1) Informed concent
2) Negosiasi
3) Persuasi
4) Komite etik
Informed concent merupakan butir yang paling penting, kalau informed concent gagal, maka butir selanjutnya perlu dipergunakan secara berurutan sesuasi dengan kebutuhan.
Informed concent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien/walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan yang dipahaminya mengenai tindakan itu.
Dalam proses informed concent :
1) Dimensi yang menyangkut hukum
dalam hal ini informed concent merupakan perlindungan bagi pasien terhadap bidan yang berprilaku memaksakan kehendak, dimana proses informed concent sudah memuat :
1. Keterbukaan informasi dari bidan kepada pasien
2. Informasi tersebut harus dimengerti pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan kesempatan yang baik
2) Dimensi yang meyangkut etik
Dari proses informed concent terkandung nilai etik sebagai berikut :
1. Menghargai kemandirian/otonomi pasien
2. Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila dibutuhkan/diminta sesuai dengan informasi yang telah dibutuhkan
3. Bidan menggali keinginan pasien baik yang dirasakan secara subjektif maupun sebagai hasil pemikiran yang rasional
B. STUDY KASUS INC
PASIEN BIDAN
INFORMASI
CHOICE (PILIHAN)
KEPUTUSAN
CONSENT (PERSETUJUAN) MENOLAK ( REFUSAL)
MENANDATANGANI FORM MENANDATANGANI FORM
PERSETUJUAN PENOLAKAN
Urutan pelaksanaan informed consent
Dari bagan aliran diatas menunjukkan alur yang senantiasa berurutan, pada tahap pertama bidan dengan pasien dihubungkan dengan suatu dialog, forum informasi (informed), kemudian terjadi pilihan (choice) dan pengambilan keputusan.
Terdapat 2 keluaran pengambilan keputusan;
1. Menyetujui sehingga menandatangani form persetujuan
2. Menolak dengan menandatangani form penolakan.
Sehingga baik persetujuan maupun penolakan sebaiknya dituangkan dalam bentuk tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekuatan hukum karena mempunyai bukti tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekuatan hukum karena mempunyai bukti tertulis yang menunjukkan bahwa prosedur pemberian informasi telah dilalui dan keputusan ada di tangan klien untuk menyetujui atau menolak. Hal ini sesuai dengan hak pasien untuk menentukan diri sendiri, yaitu pasien berhak menerima atau menolak tindakan atas dirinya setelah diberi penjelasan sejelas-jelasnya.
Dari uraian diatas ternyata pelaksanaan informed consent cukup sulit terbukti masih ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh pihak bidan atau rumah sakit atau rumah bersalin, yaitu:
1. Pengertian kemampuan secara hukum dari orang yang akan menjalani tindakan, serta siapa yang berhak menandatangani surat persetujuan dimana harus ditentukan peraturan mengenai batas usia, kesadaran, kondisi mentalnya dsb. Sampai sejauh mana orang yang sedang merasa kesakitan, seperti misalnya ibu inpartu mampu menetapkan pilihan atau berkonsentrasi terhadap penjelasan yang diberikan. Apakah orang dalam keadaan sakit mampu secara hukum menyatakan persetujuan.
2. Masalah wali yang sah. Timbul apabila pasien atau ibu tidak mampu secara hukum untuk menyatakan persetujuannya.
3. Masalah informasi yang diberikan yaitu seberap jauh informasi dianggap telah dijelaskan dengan cukup jelas, tetapi juga tidak terlalu terinci sehingga dianggap menakut-nakuti.
4. Dalam memberikan persetujuan, apakah diperlukan sanksi, apabila diperlukan apakah sanksi tersebut perlu menandatangani formulir yang ada. Bagaimana menentukan sanksi.
5. Dalam keadaan darurat, misalnya kasus perdarahan pada ibu hamil, dan keluarganya belum dapat dihubungi, dalam keadaan seperti ini siapakah yang berhak memberikan persetujuan, sementara pasien perlu segera ditolong. Bagaimana perlindungan hukum kepada si bidan yang melakukan tindakan atas dasar keadaan darurat dan dalam upaya penyelamatan jiwa ibu dan janinnya.
Akhirnya bahwa manfaat informed consent adalah untuk mengurangi keadaan malpraktek dan agar bidan lebih berhati-hati dan alur pemberian informasi benar-benar dilakukan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
CONTOH INFORMED CONSENT DALAM TINDAKAN PERSALINAN
Bidan Praktek Swasta................
Alamat.......................................
Telp...........................................
Kode Pos...................................
PERSETUJUAN TINDAKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
nomor:........
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Tempat/Tinggal Lahir :
Alamat :
Kartu Identitas :
Pekerjaan :
Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan ini, bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan prosedur pertolongan persalinan pada diri saya berikan setelah mendapat penjelasan dari bidan yang berwenang di fasilitas kesehatan tersebut diatas, sebagaimana berikut ini:
1. Diagnosis kebidanan...................................................................................................
2. Untuk melakukan pertolongan persalinan, perlu dilakukan tindakan......................................................................................................................
3. Setiap tindakan kebidanan yang dipilih bertujuan untuk kesejahteraan dan keselamatan ibu dan janin. Namun demikian, sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, setiap tindakan mempunyai resiko, baik yang telah diduga maupun yang tidak diduga sebelumnya.
4. Penolong telah pula menjelaskan bahwa ia akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tindakan pertolongan persalinan dan menghindarkan kemungkinan risiko, agar diperoleh hasil asuhan kebidanan yang optimal.
5. Semua penjelasan tersebut diatas, sudah saya maklumi dan dijelaskan dengan kalimat yang jelas dan saya mengerti sehingga saya memaklumi arti tindakan atau asuhan kebidanan yang saya alami. Dengan demikian terjadi kesalah pahaman diantara pasien dan bidan tentang upaya serta tujuan, untuk mencegah timbulnya masalah hukum dikemudian hari.
Apabila dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi persetujuan maka saya menyerahkan mandat kepada suami atau wali saya yaitu:
Nama :..............................................
Tempat/Tanggal Lahir :..............................................
Alamat :..............................................
Kartu Identitas :..............................................
Pekerjaan :..............................................
Demikian agar saya maklum, surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
...............................,.................
Bidan Yang Memberi Persetujuan/ Pasien
(............................) (...............................)
Langganan:
Postingan (Atom)